PERISTIWATERKINI — Aliran Sungai Sekupai yang melintasi Kecamatan Buay Sandang Aji, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatera Selatan, kini berubah wajah.
Sungai yang dulunya menjadi sumber kehidupan warga, kini menjelma menjadi tempat pembuangan sampah liar.
Pemandangan itu terlihat jelas di bawah jembatan Sekupai, yang menjadi penghubung antara Desa Tanjung Menang Ilir dan Tanjung Menang Ulu.
Limbah rumah tangga yang dibuang sembarangan oleh oknum warga mengendap di dasar sungai, sebagian terbungkus karung, menciptakan genangan air keruh dan bau menyengat.
“Airnya sudah tak bisa dipakai lagi. Untuk mandi saja kami harus gali sumur. Kalau untuk minum, terpaksa cari ke tempat lain,” kata Man, warga setempat, Kamis, 12 Juni 2025.
Man menyebut, aliran sungai yang selama ini menjadi sumber air bersih warga di sepanjang ilir Sekupai telah tercemar sepenuhnya. Sejumlah warga bahkan menduga, pembuangan sampah ke sungai dilakukan secara sadar oleh sebagian masyarakat yang enggan mengangkut limbah ke tempat pembuangan resmi.
Fenomena ini bukan sekadar soal sampah. Dampaknya menjalar ke kehidupan sehari-hari. Anak-anak tak lagi bisa bermain di sungai, warga kehilangan air untuk mencuci, dan kesehatan mulai dipertaruhkan akibat potensi penyebaran penyakit dari air yang tercemar.
Ketika dikonfirmasi, Sekretaris Daerah OKU Selatan, M. Rahmatullah, enggan memberikan pernyataan langsung. Ia hanya menyarankan agar persoalan ini dikonfirmasi ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat.
Belum ada langkah konkret dari pemerintah daerah untuk menanggulangi kondisi ini. Padahal, kerusakan lingkungan di kawasan hulu seperti Sungai Sekupai bisa berdampak sistemik hingga ke wilayah hilir.
Masalah ini menandai lemahnya pengawasan serta kesadaran lingkungan di tengah masyarakat dan pemerintah. Tanpa intervensi yang serius, Sungai Sekupai akan terus menjadi simbol kemunduran ekologi di pedalaman OKU Selatan.
Penulis : jurnalis
Editor : Peristiwaterkini