Dari tengah bunker pengunjung akan menemukan lubang terakhir yaitu jalan untuk keluar. Di sini pengunjung harus sedikit bersusah payah karena mesti menaiki tangga besi dengan lebar hanya seukuran bahu orang dewasa.
“Bunker ini sengaja kita lestarikan karena memiliki nilai sejarah yang tidak ada duanya, apalagi lokasinya yang berada di tengah kota, ini mungkin satu- satunya. Semuanya masih asli dari tangganya hingga ruangan sempit seperti itu. Kami hanya tambahkan foto-foto suasana bungker, serta pegangan tangga keluarnya, ini untuk memudahkan saja,” ujar Budi.
Kini, masyarakat yang berkunjung lebih mudah untuk melihat bunker tersebut. Mawardi juga menginisiasi sebuah kedai makan yang langsung terhubung dengan bunker.
“Ini sengaja dilakukan disesuaikan dengan zaman. Menarik generasi muda khususnya generasi Z untuk bercengkrama langsung dengan sejarah sambil nongkrong sekedar makan ataupun ngopi,” jelasnya.
Penulis : Kurniawan
Editor : Peristiwaterkini
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya