“Agar hilirisasi berjalan lancar, kita membutuhkan regulasi yang stabil dan jelas, serta kebijakan yang mendukung investasi yang berkelanjutan,” ujarnya.
Di sisi lain, Musthafa juga memberikan pandangan terkait tantangan yang akan dihadapi oleh negara-negara maju,
seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, dalam menghadapi perkembangan hilirisasi dan perubahan global. Menurutnya,
negara-negara maju akan semakin bergantung pada teknologi dan inovasi untuk meningkatkan efisiensi proses hilirisasi mereka.
Namun, mereka juga harus menghadapi dilema terkait dampak perubahan iklim dan transisi menuju energi terbarukan.
“Negara-negara maju harus menyeimbangkan antara kemajuan teknologi dan keberlanjutan. Hilirisasi mereka akan semakin dipengaruhi oleh tren global seperti keberlanjutan, energi hijau, dan transformasi digital,” kata Musthafa. “Mereka juga akan berhadapan dengan tantangan terkait ketimpangan sosial akibat pengaruh otomatisasi dan kecerdasan buatan terhadap pasar tenaga kerja.”
Musthafa menambahkan bahwa Indonesia, meskipun menghadapi tantangan serupa, memiliki peluang besar untuk menarik investasi dari negara-negara maju yang sedang bertransisi ke ekonomi hijau.
Dengan memperkuat kebijakan yang mendukung teknologi ramah lingkungan dan sektor industri berkelanjutan, Indonesia dapat menjadi pemain kunci dalam rantai pasokan global.
Penulis : Kurniawan
Editor : Peristiwaterkini
Halaman : 1 2