“ Metro sebagai sebuah kota yang sejak awal memang direncanakan sebagai sebuah kota oleh kolonial Belanda, dengan mengadopsi pola kota tradisional Jawa yaitu Catur Gatra Tunggal yang berakar sejak zaman Majapahit”, katanya
Ia mengungkapkan, bahwa hal itu yang membedakan tata ruang di Kota Metro begitu khas dan sangat berbeda dengan 50 lokus kolonisasi penduduk Jawa lainnya di Lampung. Dimana yang lainnya hanya direncanakan sebagai pemukiman atau desa tempat tinggal kolonis saja.
Peserta diajak menelusuri rute sepanjang 1.5 kilometer yang mencakup beberapa ikon penting, seperti:
Masjid Agung Taqwa – Simbol spiritualitas masyarakat Metro.
Pusat Pertokoan Metro (Pasar Shopping) – Pusat aktivitas ekonomi yang menjadi denyut nadi kota.
Alun-Alun Kota Metro – Ruang publik untuk rekreasi dan interaksi sosial.
Rumah Asisten Wedana – Pusat Pemerintahan Awal Kota Metro.
Selain berjalan kaki menelusuri keempat titik tersebut, peserta juga disuguhkan berbagai aktivitas menarik. Di setiap pemberhentian, ditemani pemandu profesional yang memberikan penjelasan mendalam tentang sejarah, budaya, dan fakta unik terkait lokasi yang dikunjungi.
Penulis : Wahyu S
Editor : Peristiwaterkini
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya