Menurutnya, narasi yang dibangun bisa berdampak serius.
“Ini bukan soal pro-kontra tambang, tapi soal tanggung jawab menyampaikan informasi yang benar. Kalau dibiarkan, bisa dijadikan alat kampanye separatisme,” ujarnya.
Fahrur juga meminta agar semua pihak menunggu hasil resmi dari kementerian, bukan bersandar pada “gorengan medsos”.
Ia menantang, “Coba tunjukkan, mana pencemarannya? Mana lingkungan yang rusak?”
Meski membela aktivitas tambang, Fahrur menegaskan bahwa aspek lingkungan tetap jadi perhatian utama.
“Isu lingkungan penting, tapi jangan dibungkus hoaks. Mari jaga Raja Ampat dengan fakta, bukan manipulasi,” tegasnya. Ia juga menyatakan bahwa PT Gag Nikel beroperasi sesuai AMDAL dan diawasi ketat oleh Kementerian Lingkungan Hidup.
“Kami tertib. Tak ada aturan yang kami langgar,” tutupnya.
Penulis : Wawan
Editor : Peristiwaterkini
Halaman : 1 2