PERISTIWATERKINI.NET – Industri gula pernah menjadi denyut nadi perekonomian Yogyakarta sejak abad ke-19, menjadikan wilayah ini sebagai salah satu pusat produksi gula terbesar di Hindia Belanda.
Dengan tanaman tebu sebagai komoditas utama, setidaknya 19 pabrik gula berdiri megah di berbagai wilayah Yogyakarta seperti Bantul, Sleman, dan Kulon Progo.
“Pabrik-pabrik gula ini bukan hanya simbol industri, tetapi juga saksi sejarah kolonialisme, modernisasi, dan perjuangan rakyat,” ujar A. Pratiwi, pemerhati sejarah.
Berdirinya pabrik-pabrik tersebut tak lepas dari diberlakukannya Agrarische Wet 1870, yang membuka keran investasi swasta di bidang perkebunan.
Selain itu, jejak kebijakan Tanam Paksa (Cultuurstelsel) juga turut mendorong tebu menjadi komoditas unggulan.
“Liberalisasi ekonomi dan pemberian hak sewa tanah hingga 70 tahun membuat banyak pengusaha Eropa tertarik membangun pabrik di Yogyakarta,” jelas Antun Siwi Astutiningsih, Arsiparis Sleman.
Industri gula pun berkembang pesat, didukung oleh infrastruktur transportasi seperti kereta api jalur Yogyakarta–Palbapang–Sewugalur yang difungsikan khusus untuk mobilisasi hasil gula.

Pabrik-pabrik seperti PG Medari, PG Beran, PG Cebongan, dan lainnya menjadi bagian dari sistem industri yang terhubung dan efisien di zamannya.
Penulis : Wawan
Editor : Peristiwaterkini
Halaman : 1 2 Selanjutnya