“Kami ingin tamu merasa seperti pulang ke rumah kedua,” tambah Handono.
Pendekatan serupa digaungkan oleh para pemerhati wisata edukatif.
Agus Budi Rahman, pengamat pariwisata Yogyakarta, menilai bahwa kekuatan wisata Jogja ada pada keberanian kembali ke akar: hidup selaras dengan alam dan tradisi.
“Wisata edukatif bukan soal nostalgia, tapi soal kesadaran,” jelasnya.
Mulai dari menanam padi, menggiling kedelai, hingga memasak di dapur
tradisional semua ini adalah pengalaman yang membangkitkan nilai kemanusiaan.
Yogyakarta kini membuktikan bahwa inovasi dalam pariwisata bukan hanya soal teknologi, melainkan soal menyentuh hati.
Dengan strategi berbasis budaya dan edukasi, kota ini menarik wisatawan tidak
hanya untuk datang, tapi juga untuk belajar, merasakan, dan pulang dengan cerita.
Penulis : Kurniawan
Editor : Peristiwaterkini
Halaman : 1 2