Beberapa pihak melihatnya sebagai peluang untuk memajukan industri kreatif lokal sekaligus menyediakan hiburan yang sesuai syariat.
Namun, kelompok konservatif mengkhawatirkan dampak negatif dari budaya luar yang mungkin masuk melalui bioskop.
Pengamat budaya menyarankan bahwa pembangunan bioskop di Aceh harus diimbangi dengan pengawasan ketat terhadap konten yang ditayangkan.
Ide bioskop syariah—yang hanya memutar film-film yang sejalan dengan nilai-nilai Islam—dinilai bisa menjadi solusi.
Respons masyarakat Aceh pun terbelah. Generasi muda cenderung mendukung usulan ini karena minimnya akses hiburan di daerah mereka.
“Ini akan membuka ruang untuk kreator film lokal dan memberikan hiburan yang selama ini jarang ada,” ujar seorang mahasiswa di Banda Aceh.
Namun, tokoh agama dan kelompok konservatif mendesak agar pemerintah berhati-hati.
Mereka menilai keputusan ini harus mempertimbangkan dampaknya terhadap budaya dan nilai-nilai agama di Aceh.
Hingga kini, usulan ini masih dalam tahap pembahasan. Pemerintah diharapkan mampu menemukan solusi yang tidak hanya mendukung kemajuan perfilman, tetapi juga menghormati kearifan lokal dan syariat Islam di Aceh.
Penulis : Kurniawan
Editor : Peristiwaterkini
Halaman : 1 2