“Saya membaca di sini sejak 2011. Ini rumah sastra saya,” katanya.
Ia menyinggung pula momen penting tahun 2013 saat Sastra Bulan Purnama memperingati Hari Chairil Anwar.
“Kami tak sekadar mengenang Chairil, tapi menjadikannya jembatan rasa lintas generasi,” tutur Umi, disambut tepuk tangan hangat para hadirin.
Pertunjukan ditutup dalam hening dan haru. Para penonton dari beragam latar belakang—dosen, pelajar, seniman, bahkan warga sekitar—mengaku larut dalam suasana.
“Malam ini bukan cuma seni, tapi penyembuhan,” ungkap Lestari, seorang pengunjung.
FSY 2025 masih akan berlangsung hingga 4 Agustus, menampilkan sederet program dari berbagai komunitas sastra.
Saksikan puitika, politik makna, dan suara-suara dari tepi terus mengalun sepanjang festival.
Penulis : Wawan
Editor : Peristiwaterkini
Halaman : 1 2