“Jadi perlu kalian ingat bahwa udara dingin akibat adanya Aphelion itu hoax!” tegasnya. Masyarakat Jawa sendiri telah lama mengenal hawa dingin musim kemarau ini dengan sebutan “bediding”.
Beberapa faktor lain yang memperkuat hawa dingin ini antara lain langit yang cerah tanpa awan dan hembusan angin monsun timur dari Australia.
Langit cerah menyebabkan panas dari permukaan bumi lebih cepat menghilang ke atmosfer, menjadikan suhu permukaan turun drastis.
Wilayah dengan ketinggian lebih tinggi seperti Kaliurang dan Pakem bahkan mencatat suhu yang lebih rendah dibandingkan kawasan perkotaan.
Di bulan Juli, suhu malam hari di Yogyakarta bisa turun hingga 17–21°C, bahkan di daerah pegunungan bisa mencapai 14°C.
Jadi, jangan cepat percaya informasi yang menyebut aphelion sebagai penyebab utama hawa dingin ini.
Lebih baik siapkan jaket atau selimut tebal, karena udara dingin ini adalah fenomena alami musim kemarau yang sudah dikenal masyarakat lokal sejak dulu kala.
Penulis : Wawan
Editor : Peristiwaterkini
Halaman : 1 2

















