Peristiwaterkini.net, Sleman – Prospek usaha budidaya terong Jepang atau Nasubi kini tengah naik daun di Kalurahan Balecatur, Kapanewon Gamping, Sleman.
Lurah Balecatur, Andri Septiyanto, menjadi salah satu pelopornya dengan memanfaatkan lahan seluas 1,2 hektar sejak September 2025.
“Kami mulai tanam bulan September, dan sekarang pertengahan Oktober sudah bisa panen,” ujarnya bangga.
Dari lahan seluas itu, bisa ditanami hingga 15 ribu batang terong Nasubi siap panen.
Hamparan tanaman berwarna ungu pekat itu membentang di Dusun Nyamplung Lor, menarik perhatian banyak petani sekitar.
Secara fisik, terong Nasubi tampak mirip terong ungu lokal, namun ukurannya lebih besar dan warnanya lebih pekat.
“Rasanya lebih manis dan gurih, teksturnya juga lebih padat,” jelas Andri.
Keunggulan itulah yang membuat permintaan terhadap terong Jepang meningkat, bahkan di pasar global, karena dianggap lebih premium untuk olahan masakan Jepang dan Asia.

Menurut Andri, keuntungan lain dari budidaya Nasubi adalah masa tanam yang singkat dan perawatan yang mudah.
“Dari tanam sampai panen cuma 40 hari, dan satu batang bisa dipanen sampai 30 kali,” katanya.
Sekali panen, lahan seluas 1,2 hektar mampu menghasilkan 1–2 ton. Menariknya, petani tak perlu repot menjual hasilnya karena sudah ada pembeli tetap.
“Pangsa pasar sangat mudah, karena langsung diambil pembeli yang mengirim ke Jepang,” imbuhnya.
Meski menjanjikan, petani tetap mewaspadai ancaman hama dan cuaca ekstrem. Hermono, petani setempat, menekankan pentingnya pengendalian alami.

“Untuk kutu kami pakai pestisida nabati, bukan kimia. Kalau tikus, biasanya pakai bau-bauan seperti belerang biar menjauh,” tuturnya.
Selain itu, ia mengingatkan agar lahan tidak tergenang air karena bisa menyebabkan busuk akar.
Dengan potensi besar dan pasar ekspor terbuka lebar, Terong Jepang Nasubi pun menjelma menjadi peluang emas bagi petani Sleman.
Penulis : Wawan
Editor : Peristiwaterkini

















