
“Harapan saya cuma satu, nama pencak silat kembali harum di Timor Leste. Kita tidak mau diklaim sebagai perguruan yang suka bikin rusuh,” lanjut Muslim, penuh keyakinan.
Kejuaraan Dunia Tapak Suci ke-2 yang digelar di Universitas Brawijaya Malang, 31 Juli hingga 3 Agustus 2025, menjadi panggung pembuktian.
Dengan hanya lima atlet, Tapak Suci Timor Leste berhasil membawa pulang tujuh medali: 1 emas, 2 perak, dan 4 perunggu.
“Urusan kalah menang belakangan, yang penting kami mewakili negara untuk hadir di ajang ini,” ucap Muslim dengan suara bergetar, matanya memancarkan semangat membara.
Kembalinya tim Tapak Suci ke Timor Leste membawa pesan kuat: pencak silat bukan hanya tentang kompetisi, melainkan juga tentang persahabatan dan kehormatan.
Mereka tak sekadar menghapus stigma masa lalu, tapi juga membuka jalan bagi generasi baru untuk menjadikan silat sebagai simbol perdamaian dan kebanggaan bangsa.
Penulis : Wawan
Editor : Peristiwaterkini
Halaman : 1 2