Sementara itu, tema Denim Harajuku menampilkan energi anak-anak dengan sentuhan gaya Jepang yang digemari generasi sekarang.

“Anak-anak itu gampang dimodifikasi bajunya, bisa dibuat lucu-lucu tapi tetap stylish,” tambahnya.
Perpaduan denim dengan aksesoris khas Harajuku membuat para penonton terpukau dan memberi warna baru di antara dominasi fashion dewasa di panggung tersebut.
Para model cilik andalan Sion seperti Vale dari Banjarnegara, Koko dan Gaby dari Yogyakarta, serta Kinita dari Magelang, tampil memukau dalam dua sesi fashion show.
“Saya senang sekali, sudah puluhan kali ikut Kak Sion,” kata Vale.
Gaby menambahkan, “Jogja Fashion Week memberi pengalaman dan prestasi baru.”
Kinita pun mengaku antusias, “Bisa dapat pengalaman, teman baru, dan baju baru.” Keempat model ini dikenal sering menjadi wajah Baju Klambi di berbagai event.

Sion berharap ke depan Jogja Fashion Week memberi lebih banyak ruang untuk fashion anak.
“Slot untuk anak-anak masih sedikit, hanya satu kali. Saya berharap di 2026 nanti bisa lebih banyak lagi,” tegasnya.
Baginya, keikutsertaan dalam ajang ini bukan sekadar memamerkan karya, tapi juga membentuk rasa bangga anak-anak terhadap budaya Indonesia, sekaligus menanamkan kecintaan pada wastra sejak usia dini.
Penulis : Wawan
Editor : Peristiwaterkini
Sumber Berita: Liputan Langsung
Halaman : 1 2