Sidang Kasus Korupsi Dana Pokir OKU: Terungkap Skema Fee dan Keterlibatan “Orang Dekat” Pejabat

Avatar photo

- Jurnalis

Selasa, 24 Juni 2025 - 08:17 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

foto: suasana sidang kasus suap PUPR OKU di Palembang

foto: suasana sidang kasus suap PUPR OKU di Palembang

PERISTIWATERKINI — Persidangan kasus dugaan korupsi dana Pokok Pikiran (Pokir) DPRD Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) senilai Rp45 miliar kembali digelar di Pengadilan Negeri Palembang, Senin (23/6/2025).

Dalam sidang yang semakin menguak kedalaman praktik rasuah ini, terungkap skema fee proyek yang menyeret banyak pihak, termasuk pejabat dan orang dekat mantan penjabat kepala daerah.

Dua terdakwa utama, Ahmad Sugeng Santoso dan M. Fauzi alias Pablo, kembali menjalani sidang dengan menghadirkan saksi kunci yang menjadi perhatian publik.

Nopriansyah, Kepala Dinas PUPR OKU yang juga telah ditetapkan sebagai tersangka, memberikan kesaksian mengejutkan soal aliran uang dan pembagian fee proyek.

Dalam keterangannya, Nopriansyah memaparkan bahwa usai pertemuan di sebuah hotel di Palembang, disepakati Dinas PUPR akan menjadi penanggung jawab proyek-proyek dana Pokir.

Pertemuan lanjutan diadakan di restoran Raja Kuliner bersama sejumlah anggota DPRD dari “kubu bertaji”, guna membahas skema pembagian fee.

“Fee 20 persen untuk anggota DPRD dan 2 persen untuk panitia. Dari anggaran Rp35 miliar, terkumpul Rp7 miliar. Semua saya yang urus,” ujar Nopriansyah di hadapan majelis hakim yang diketuai Idi Il Amin SH MH.

Namun yang lebih mencengangkan, Nopriansyah juga mengungkap peran Toha Anang, yang disebutnya sebagai orang dekat mantan Pj Bupati OKU, Ikbal.

Ia mengaku diperkenalkan langsung oleh Ikbal kepada Toha hanya 10 hari setelah menjabat.

“Toha disebut sebagai teman baik Pak Ikbal, dan ternyata ia mendapat tiga proyek besar, termasuk pembangunan jembatan dan jalan dengan nilai total Rp16 miliar,” bebernya.

Keterangan ini membuka dugaan adanya praktik kronisme dalam penunjukan proyek. Jaksa dari KPK pun mencatat kesaksian ini sebagai petunjuk penting untuk mengembangkan penyidikan.

Sidang akan kembali dilanjutkan pekan depan dengan menghadirkan saksi-saksi lainnya. Masyarakat OKU kini menaruh harapan besar agar KPK membongkar tuntas jejaring korupsi ini demi menegakkan keadilan dan memperbaiki tata kelola pemerintahan daerah.

Penulis : jurnalis

Editor : Peristiwaterkini

Berita Terkait

Jembatan Apung Kulonprogo – Bantul Swadaya Masyarakat, Pemerintah Kemana?
Reza Rahadian Gegerkan Asia, Film Debutnya Tembus Kompetisi BIFF 2025
Musthafa Desak Reformasi Royalti Musik, Bongkar Kekacauan Hak Cipta
PO Bus Hentikan Musik, Penumpang Kini Hadapi Perjalanan Senyap
Kirab Merah Putih Jadi Bukti Trengginas Setia Bela Bangsa Indonesia
PT Mitra Ogan Kangkangi Kementerian, HGU Oper Alih Pihak Ke 3
Loman Park Hotel Rayakan HUT RI dengan Patriotisme dan Budaya Jawa
Anak Aniaya Ibu Kandung di OKU, Polisi turun Tangan

Berita Terkait

Rabu, 20 Agustus 2025 - 00:14 WIB

Jembatan Apung Kulonprogo – Bantul Swadaya Masyarakat, Pemerintah Kemana?

Selasa, 19 Agustus 2025 - 11:29 WIB

Musthafa Desak Reformasi Royalti Musik, Bongkar Kekacauan Hak Cipta

Selasa, 19 Agustus 2025 - 10:52 WIB

PO Bus Hentikan Musik, Penumpang Kini Hadapi Perjalanan Senyap

Senin, 18 Agustus 2025 - 18:10 WIB

Kirab Merah Putih Jadi Bukti Trengginas Setia Bela Bangsa Indonesia

Senin, 18 Agustus 2025 - 14:04 WIB

PT Mitra Ogan Kangkangi Kementerian, HGU Oper Alih Pihak Ke 3

Berita Terbaru