Selasa Wagen: Harmoni Tradisi dan Harapan di Jantung Yogyakarta

Avatar photo

- Jurnalis

Rabu, 28 Mei 2025 - 08:13 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PERISTIWATERKINI.NET – Yogyakarta kembali memancarkan pesona budayanya melalui pergelaran Pentas Seni Selasa Wagen, sebuah agenda seni yang bukan sekadar tontonan, tetapi juga menjadi ruang perenungan akan jati diri bangsa.

Digelar di Amphitheatre Teras Malioboro 1, acara ini menampilkan sepuluh kelompok seni dari berbagai kalurahan budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Mereka membawa beragam pertunjukan mulai dari tarian tradisional hingga teatrikal budaya yang sarat nilai filosofis.

Lebih dari sekadar hiburan, kegiatan ini menjadi simbol komitmen para pelaku budaya DIY untuk terus menjaga dan menghidupkan warisan leluhur.

Staf Ahli Gubernur DIY, Sukamto, menyampaikan bahwa kebudayaan adalah bagian dari roh hidup masyarakat. Menurutnya, tradisi tidak boleh dimaknai sebagai benda mati dari masa lampau, melainkan harus hadir dalam dinamika kehidupan sehari-hari.

“Melalui panggung ini, kita sedang memaknai ulang siapa kita. Kita menghormati akar budaya, sekaligus menyambut cabang-cabang kemajuan,” ujarnya pada Selasa (27/5).

Pentas Seni Selasa Wagen sendiri bukanlah acara satu malam. Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, menyebutkan bahwa acara ini merupakan bagian dari rangkaian yang akan berlangsung rutin setiap Selasa Wagen, dari Mei hingga Oktober 2025.

Sebanyak 50 kalurahan budaya ikut ambil bagian dalam program ini. Mereka tidak hanya tampil, tetapi juga berbagi nilai dan semangat gotong-royong yang menjadi ciri khas masyarakat Yogyakarta.

Tak hanya di panggung utama, semarak seni juga merambat ke berbagai titik strategis di sepanjang Malioboro. Pertunjukan Reog, tari klasik, hingga prosesi adat menyapa wisatawan dan warga yang melintas.

Selain memperkuat kebudayaan lokal, kegiatan ini memberi dampak ekonomi langsung bagi pelaku UMKM dan pariwisata setempat.

“Ini bukan hanya pertemuan antar-seniman, tapi pertemuan antara masa lalu dan masa depan,” tutup Sukamto, dengan harapan budaya akan selalu menjadi cahaya yang menuntun langkah masyarakat menuju masa depan yang berakar kuat namun berpandangan luas.

Penulis : kurniawan

Editor : peristiwaterkini

Berita Terkait

Penambang Progo : “Kami Hanya Ingin Kembali Menambang untuk Hidupi Keluarga”
Jogja Targetkan 500 Ribu Wisatawan, Libur Sekolah Dipastikan Aman dan Nyaman
UGM Digugat Rp1.000 Triliun! Geger Ijazah Jokowi Bikin Bangsa Gaduh
Mubeng Beteng: Laku Spiritual Malam 1 Suro di Keraton Yogyakarta
Warga Ringkus Pencuri Sangkar di Sewon, Polisi: Tak Ada Laporan Masuk
Anak-anak Happy, Stasiun Yogya Disulap Jadi Tempat Main Seru!
GBI Teleios Tutup HUT ke-16 dengan Bakti Sosial, “Makin Naik, Makin Kuat”
Esti Wijayati: PIP Gratis, Komitmen PDIP untuk Pendidikan Anak Bangsa
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 25 Juni 2025 - 18:47 WIB

Penambang Progo : “Kami Hanya Ingin Kembali Menambang untuk Hidupi Keluarga”

Rabu, 25 Juni 2025 - 18:04 WIB

Jogja Targetkan 500 Ribu Wisatawan, Libur Sekolah Dipastikan Aman dan Nyaman

Selasa, 24 Juni 2025 - 18:42 WIB

UGM Digugat Rp1.000 Triliun! Geger Ijazah Jokowi Bikin Bangsa Gaduh

Selasa, 24 Juni 2025 - 15:15 WIB

Mubeng Beteng: Laku Spiritual Malam 1 Suro di Keraton Yogyakarta

Selasa, 24 Juni 2025 - 14:28 WIB

Warga Ringkus Pencuri Sangkar di Sewon, Polisi: Tak Ada Laporan Masuk

Berita Terbaru