Lebih dari sekadar acara seni, Sastra Surup menjadi pengingat bahwa kata-kata punya kekuatan spiritual.
“Menulis dan membaca itu bukan hanya urusan kepala, tapi juga urusan hati,” tutur penyair Arif Budi Santosa, usai membacakan puisinya.
Menurutnya, suasana senja justru memperkuat efek perenungan dalam setiap kata yang dilantunkan.
Di panggung ini, sastra hadir bukan untuk dielu-elukan, tapi untuk didengarkan dalam diam.
Segmen ini akan hadir rutin setiap sore selama FSY 2025 berlangsung.
“Kami ingin menghadirkan jeda, tempat di mana orang bisa diam dan mendengarkan,” kata Wening.
Sastra Surup tidak hanya menyapa, ia memeluk penonton dengan hening, lalu mengantar mereka menutup hari dengan damai.
“Senja dan puisi, ternyata pasangan yang sempurna,” ujar Rino, seorang pelajar yang duduk tenang hingga acara usai.
Penulis : Wawan
Editor : Peristiwaterkini
Halaman : 1 2