Dalam mediasi tersebut, Hermawan menjelaskan kronologi penggunaan dana CSR yang berasal dari PLN Salatiga.
Menurutnya, dana tersebut awalnya dialokasikan untuk pembangunan balai pertemuan atau joglo, namun proyek terkendala masalah bahan baku kayu serta kesulitan dalam proses penyelesaian lahan wakaf.
Hermawan juga menyampaikan permohonan maaf kepada warga atas keterlambatan yang terjadi dalam pembangunan tersebut.
Ia menegaskan bahwa tidak ada niat untuk menyalahgunakan dana yang diberikan dan berjanji proyek tersebut akan dilanjutkan sesuai dengan komitmen yang sudah disepakati dengan pihak pemborong.
Proyek pembangunan joglo tersebut diperkirakan akan selesai pada Mei 2025 setelah mendapat konfirmasi dari pihak pemborong yang berlokasi di Dlingo.
Pernyataan tersebut diterima baik oleh perwakilan warga, termasuk Lambang Ridho, yang mewakili kelompok pemuda dalam aksi protes.
Penulis : Kurniawan
Editor : Peristiwaterkini
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya