Sebanyak 240 penari dari berbagai tingkatan pendidikan menampilkan enam ragam tarian, antara lain cepetan, lawet, ombak, lampor, nyi roro kidul, hingga ekstra properti.
“Judul Suwardana Kabumian bermakna ‘kemakmuran besar’ dan ‘Kabumian’ merujuk pada Pangeran Bumidirdjo, tokoh penting Kebumen,” jelas Bima Satrya Wardhana, sutradara sekaligus pemilik Bravery Dancer.
Tak kalah menegangkan, pertunjukan drone menjadi magnet lain yang memukau ribuan penonton.
Selama 15 menit, puluhan drone melayang di langit malam membentuk aneka formasi indah: tulisan “Hi Kebumates”, logo sponsor, Burung Lawet, hingga lingkaran matahari.
“Pertunjukan ini adalah perpaduan seni tradisional dan teknologi modern. Sungguh luar biasa!” ucap salah seorang penonton dengan penuh antusias.
Sebagai penutup, dilakukan penandatanganan MoU antara ITB dan Pemkab Kebumen.
Kerja sama ini diharapkan memperkuat Geopark Kebumen sebagai pusat penelitian dan edukasi, khususnya lewat keberadaan Kampus Geologi Karangsambung.
Momentum ini sekaligus menegaskan bahwa Kebumen Fest bukan sekadar hiburan, melainkan juga pijakan penting untuk masa depan pendidikan, pariwisata, dan budaya Kebumen.
Penulis : Wawan
Editor : Peristiwaterkini
Halaman : 1 2