Kedua patung perunggu tersebut kini dipajang secara permanen di Taman Budaya Embung Giwangan, Yogyakarta.
Dengan latar alam yang asri dan atmosfer terbuka, tempat ini dipilih sebagai ruang kontemplatif bagi masyarakat.
Tak hanya sebagai tempat wisata, taman ini diharapkan menjadi ruang belajar nilai kebangsaan melalui medium seni.
Rangkaian pembuatan patung berlangsung dengan penuh dedikasi. Yusman mengaku ia meneliti secara mendalam sosok WR. Supratman dan Ibu Fatmawati agar patung mencerminkan semangat dan ekspresi mereka secara otentik.
“Melalui tangan ini, saya ingin generasi sekarang bisa merasakan getaran semangat yang dulu pernah mengguncang penjajahan,” tuturnya.
Yusman, sang pematung, mengaku proses kreatifnya penuh riset dan perenungan.
“Saya ingin patung ini bukan hanya menyerupai fisik tokoh, tapi juga menyampaikan getaran batin mereka. Supratman menggubah lagu sebagai bentuk perlawanan, dan Fatmawati menjahit bendera sebagai wujud cinta tanah air,” tuturnya.
Penulis : kurniawan
Editor : peristiwaterkini
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya