“Perubahan AD/ART dilakukan tanpa musyawarah dengan kader. Rakernas, Munas, Muswil—semuanya dihapus, yang artinya meniadakan forum evaluasi dan pertanggungjawaban,” ungkapnya dengan nada kecewa.
Ia mengaku bahwa upaya menyampaikan aspirasi secara langsung pun telah dilakukan, namun tidak membuahkan hasil.
“Pemikiran kami sempat dipahami dan dijanjikan ditindaklanjuti, tapi kemudian semuanya diingkari,” tambahnya.
Kekecewaan kian dalam karena apa yang ia nilai sebagai penyimpangan justru didukung oleh sosok yang selama ini ia kagumi idealismenya.

“Yang kami sesalkan, hal ini malah didukung oleh tokoh politik yang selama ini kami idolakan,” ujarnya.
Karena merasa perjuangan dari dalam sudah tak lagi memiliki makna, ia dan kelompoknya memilih mundur.
“Dengan perasaan sedih dan berat hati kami tinggalkan partai yang kami cintai dan perjuangkan ini. Kami membubarkan diri,” pungkasnya.
Penulis : Wawan
Editor : Peristiwaterkini
Halaman : 1 2