Ia juga menyebut bahwa luas lahan bawang merah di wilayah ini telah mencapai 211 hektare, sebuah pencapaian yang layak dibanggakan.
R.A. Yashinta menambahkan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta telah memiliki program “Lumbung Mataraman” sebagai strategi lokal untuk menjaga ketahanan pangan.
“Konsep ini bukan sekadar penyimpanan, tapi juga penguatan ekosistem pangan yang berkelanjutan,” jelasnya.
Hal ini diperkuat oleh Ir. Ahmad Syauqi yang memaparkan tiga pilar ketahanan pangan menurut FAO: kecukupan, stabilitas, dan aksesibilitas.
“Dari data panen 1 hektare dengan hasil yang memuaskan dan harga Rp40 ribu/kg, itu sudah sangat menggambarkan kekuatan pangan lokal kita,” tegasnya.
Dalam forum diskusi, H. Hilmy Muhammad menyoroti perlunya pertanian berkelanjutan berbasis organik dan regenerasi petani muda.
“Kita bisa belajar dari Brebes, yang menghadapi ancaman dari penggunaan pupuk kimia. Di Nglipar kita harapkan pupuk organik digunakan secara maksimal,” katanya.
Penulis : Wawan
Editor : Peristiwaterkini
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya