Octo menambahkan, “Gerakan ini disesuaikan dengan kondisi tiap kampung.
Kami tidak bekerja sendiri, tapi menggandeng OPD, kampus, dan lembaga masyarakat.”
Ia menyoroti pentingnya gotong royong dan nilai lokal Segoro Amarto dalam mengubah perilaku warga.
”Kami akan terus mendampingi dan mengevaluasi agar gerakan ini bukan sekadar simbolis, tapi konsisten dan berdampak nyata,” katanya.
Hasto pun menekankan sinergi gerakan ini dengan visi kotanya, seperti pendidikan karakter berbasis kampung, pelestarian lingkungan, dan ketahanan pangan.
“Contohnya lorong sayur yang mulai diterapkan di Suronatan dan Tompeyan bisa jadi inspirasi,” ungkapnya.
Octo menutup, “Model inspiratif dari kampung-kampung ini akan kita tularkan. Kita dorong seluruh wilayah menjadi kampung panutan Panca Tertib.”
Penulis : Wawan
Editor : Peristiwaterkini
Halaman : 1 2