Sementara itu, SD Masjid Syuhada yang baru pertama kali mengikuti turnamen juga menunjukkan performa tak kalah memukau.
Salah satu andalannya, Marvel, tampil penuh strategi dan berhasil memenangkan ronde keempat.
“Kuncinya jangan terburu-buru, karena satu langkah salah bisa kalah,” katanya usai mengalahkan lawan ketiganya.
Pembimbingnya, Priyanto, menambahkan, “Catur itu bukan sekadar adu otak, tapi latihan karakter sejak dini. Di sini anak-anak belajar tanggung jawab dan kesabaran.”

Persaingan Ketat dan Kompetitif
Persaingan tahun ini juga mendapat sorotan dari Ketua Percasi Kota Yogyakarta, Inung Nurzani.
Ia menilai cabang catur menjadi salah satu yang paling kompetitif sepanjang sejarah PORSISWA Kota Yogyakarta.
“Tingkat permainan meningkat signifikan, baik dari SD maupun SMP.
Mereka bermain dengan semangat dan sportivitas tinggi,” tuturnya.
Ia menegaskan, “Ajang ini bukan hanya mencari juara, tapi membentuk karakter pelajar yang berpikir kritis, jujur, dan pantang menyerah di atas papan catur.”
Penulis : Wawan
Editor : Peristiwaterkini
Halaman : 1 2

















