PERISTIWATERKINI.NET – Rencana akuisisi Gojek Indonesia oleh perusahaan ride-hailing Grab menuai penolakan keras dari para Mitra-Driver Gojek.
Pada Senin (26/05/2025), sejumlah mitra menggelar diskusi terbuka di Gedung Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Mereka didampingi oleh anggota DPD RI, Ahmad Syauqi Soeratno, dalam forum yang bertujuan menyuarakan kekhawatiran atas perubahan besar yang tengah berlangsung.
Dalam pertemuan tersebut, para mitra secara tegas mengungkapkan ketakutan mereka terkait masa depan pekerjaan mereka.
Mereka khawatir bahwa identitas mereka sebagai Mitra-Driver Gojek akan hilang dan perlindungan hak-hak mereka akan tergerus seiring dengan akuisisi ini.
Salah satu pernyataan yang muncul dalam forum tersebut menggambarkan kegelisahan mitra: “Apakah sudah bukan Mitra-Driver Gojek lagi? Apakah harus berganti jaket menjadi Mitra-Driver Grab?”
Kalimat ini mencerminkan ketidakpastian dan keresahan mitra yang selama ini bergantung pada Gojek sebagai sumber penghidupan.
Mitra-Driver juga menyoroti dampak yang lebih luas dari akuisisi ini. Mereka menilai bukan hanya soal perubahan kepemilikan perusahaan,
melainkan juga potensi dominasi pasar oleh perusahaan asing yang bisa mengganggu persaingan usaha serta mereduksi kedaulatan ekonomi nasional.
Seorang perwakilan mitra menegaskan, “Gojek Indonesia adalah jalan kami untuk mencari nafkah bagi keluarga.”
Pernyataan ini menegaskan bahwa keberlangsungan mitra sangat bergantung pada stabilitas dan keadilan dalam ekosistem kerja Gojek.
Menanggapi hal ini, Ahmad Syauqi Soeratno menyatakan dukungan terhadap aspirasi para mitra. Ia menekankan pentingnya menjaga prinsip kedaulatan ekonomi, keadilan sosial, dan keberlanjutan manfaat bagi seluruh pihak.
“Kami terbuka untuk dialog konstruktif demi solusi terbaik,” ujar Syauqi. Ia juga mendorong Paguyuban Gojek Jogja (PAGODJA) untuk menyampaikan surat aspirasi langsung ke manajemen pusat Gojek di Jakarta.
Selain itu, Syauqi menghimbau agar status hukum para mitra dijelaskan dengan tegas, apakah mereka karyawan atau bukan.
Hal ini sangat penting guna memastikan hak-hak ketenagakerjaan mereka terpenuhi secara adil.
“Sesuai nilai-nilai yang kita pegang sebagai anak bangsa, setiap aktivitas ekonomi harus membawa keadilan sosial dan kesejahteraan merata bagi seluruh warga negeri ini,” tutup Syauqi.
Diskusi ini menjadi langkah penting bagi para Mitra-Driver Gojek untuk menyuarakan kepentingan mereka di tengah perubahan besar yang sedang terjadi di industri ride-hailing Indonesia.
Penulis : kurniawan
Editor : peristiwaterkini