
Tak hanya itu, stasiun ini juga memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan bangsa. Pada masa Agresi Militer II, Stasiun Maguwo Lama menjadi lokasi strategis saat Belanda menyerbu lewat lapangan udara Maguwo.
Bangunan stasiun yang masih bisa dilihat hingga kini merupakan hasil renovasi pada era 1930-an. Desain arsitekturnya unik—memadukan gaya rumah pedesaan Eropa dengan atap bergaya Jawa.
Sekitar 80 persen material bangunan ini menggunakan kayu, yang menambah nilai estetik dan sejarahnya.
Stasiun ini dinonaktifkan sejak 2008, bertepatan dengan dibukanya Stasiun Maguwo Baru yang lebih modern dan terintegrasi dengan Bandara Adisucipto.
Namun, pesona klasik Stasiun Maguwo Lama tak luntur. Ia tetap menjadi magnet bagi pecinta sejarah dan bangunan tua.
Kini, bangunan itu berdiri sebagai pengingat bahwa transportasi kereta api di Yogyakarta pernah melewati babak penting yang tak boleh dilupakan.
Penulis : kurniawan
Editor : peristiwaterkini
Halaman : 1 2

















