Ia juga dikenal sebagai sosok yang tak ragu mengambil langkah berani demi kemajuan klub.
“Saya tidak melihat kepemimpinan dari sisi gender, tetapi dari kompetensi. Sepak bola bukan lagi dunia eksklusif bagi laki-laki. Selama seseorang memiliki kapasitas dan kemampuan, mereka pantas berada di posisi kepemimpinan,” ujar Liana dalam sebuah wawancara.
Keberhasilannya membawa PSIM ke Liga 1 menjadi bukti nyata bahwa reformasi yang dilakukannya membuahkan hasil.
Dengan pendekatan profesional dan strategi yang terencana, ia kini bersiap membawa PSIM ke level yang lebih tinggi di kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Dengan pencapaiannya, Liana Tasno tidak hanya menjadi inspirasi bagi perempuan yang ingin berkecimpung di dunia sepak bola, tetapi juga bagi industri olahraga secara keseluruhan.
PSIM Yogyakarta, di bawah kepemimpinannya, kini siap menghadapi tantangan baru dengan optimisme dan visi yang jelas.
Penulis : kurniawan
Editor : peristiwaterkini
Halaman : 1 2