Ia menekankan bahwa refocusing tidak selalu berbentuk tambahan anggaran, tetapi juga perhatian dan aksi nyata.
Ia mencontohkan Dinas Pekerjaan Umum yang kini tidak hanya bertanggung jawab pada infrastruktur, tetapi juga turut serta dalam membersihkan lingkungan.
Sektor pendidikan pun turut dilibatkan dalam gerakan ini.
Salah satu kebijakan baru yang diterapkan adalah meminta sekolah mengelola sampahnya sendiri, bukan dengan cara meminta siswa membawa sampah pulang.
Hasto menegaskan bahwa pendekatan ini bertujuan agar sekolah tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga wadah praktik langsung dalam pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.
Selain itu, Wali Kota Yogyakarta menargetkan perubahan signifikan dalam 100 hari pertama kepemimpinannya.
Ia ingin memastikan bahwa tidak ada lagi tumpukan sampah di berbagai titik kota.
“Sampah yang terlihat adalah masalah permukaan (fenotip), tetapi akar permasalahannya (genotip) ada pada kebiasaan masyarakat yang belum sadar akan pentingnya pengelolaan sampah,” jelasnya.
Penulis : Kurniawan
Editor : Peristiwaterkini
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya