Jogja, Peristiwaterkini – Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berencana menata ulang Alun-Alun Selatan dan Pantai Parangkusumo sebagai bagian dari langkah merevitalisasi sejumlah tempat yang menjadi bagian dari Sumbu Filosofi Yogyakarta.
Namun, rencana ini menuai kontroversi karena dinilai mengabaikan keaslian budaya dan sejarah Yogyakarta.
Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah DIY, GKR Bendara, mengatakan bahwa revitalisasi di Pantai Parangkusumo akan dilakukan pada tahun ini.

Namun, dia enggan menjawab soal teknis revitalisasi, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana proses revitalisasi akan dilakukan.
Selain itu, rencana revitalisasi Alun-Alun Selatan juga menuai kritik karena dinilai tidak memperhatikan keaslian budaya dan sejarah Yogyakarta.
GKR Bendara mengatakan bahwa Alun-Alun Selatan perlu ditingkatkan kesadaran akan kebersihan, namun tidak menjelaskan bagaimana proses revitalisasi akan mempertahankan keaslian budaya dan sejarah Yogyakarta.
Kasatpol PP Bantul, Raden Jati Bayubroto, mengatakan bahwa penataan Parangkusumo tidak bisa diselesaikan dengan penertiban rutin, karena sudah terlalu banyak bangunan di Parangkusumo.
Dia juga tidak memungkiri adanya kegiatan prostitusi di Pantai Parangkusumo, yang telah berlangsung lama.
Rencana revitalisasi ini menuai pertanyaan tentang bagaimana Pemprov DIY akan mempertahankan keaslian budaya dan sejarah Yogyakarta, serta bagaimana proses revitalisasi akan dilakukan untuk memastikan bahwa kepentingan masyarakat dan pelestarian budaya Yogyakarta terjamin.
Pertanyaan lain yang muncul adalah bagaimana Pemprov DIY akan menangani kegiatan prostitusi yang telah berlangsung lama di Pantai Parangkusumo, dan bagaimana proses revitalisasi akan mempertimbangkan keberadaan gerbang pada sisi utara Keraton Yogyakarta.
Rencana revitalisasi ini perlu diawasi dengan ketat untuk memastikan bahwa kepentingan masyarakat dan pelestarian budaya Yogyakarta terjamin.
Penulis : Kurniawan
Editor : Peristiwaterkini