Kontroversi Pernyataan Prabowo Soal Saham, Ini Peringatan Musthafa SH ke Pemerintah

Avatar photo

- Jurnalis

Minggu, 18 Mei 2025 - 10:45 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

foto: ilustrasi

foto: ilustrasi

PERISTIWATERKINI.NET – Pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menilai bahwa harga saham bukan indikator utama kondisi ekonomi nasional menuai respons dari berbagai kalangan.

Dalam pidatonya baru-baru ini, Presiden menegaskan bahwa ketahanan pangan lebih penting bagi stabilitas negara dibanding fluktuasi pasar saham.

Pernyataan tersebut memicu reaksi dari pelaku pasar dan kalangan profesional. Salah satunya datang dari praktisi hukum dan pelaku pasar modal, Musthafa SH.

“Saham merupakan salah satu indikator penting dari kepercayaan para investor terhadap kondisi ekonomi suatu negara,” ujar Musthafa saat diwawancarai, Minggu (18/5/2025).

foto: Musthafa SH, Praktisi Hukum

Ia menjelaskan bahwa pergerakan indeks saham mencerminkan ekspektasi dan sentimen pelaku pasar terhadap kebijakan pemerintah. Ketika pasar saham melemah, menurutnya, hal itu bisa menjadi sinyal kekhawatiran investor terhadap arah perekonomian nasional.

Musthafa memahami maksud Presiden yang ingin menekankan pentingnya ketahanan pangan. Namun, ia menilai pernyataan tersebut berisiko ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpedulian terhadap dinamika pasar modal.

“Padahal, kestabilan harga saham sangat penting sebagai tolok ukur sentimen pasar, baik dari investor lokal maupun asing,” ucapnya.

Ia menambahkan bahwa pergerakan saham tidak berdiri sendiri, melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kebijakan fiskal, kondisi politik, dan stabilitas makroekonomi. Oleh karena itu, ia menilai perlu adanya keseimbangan antara fokus pada sektor pangan dan perhatian terhadap pasar keuangan.

“Dalam konteks ekonomi global, stabilitas pasar modal tidak bisa dianggap sepele. Pemerintah perlu menyampaikan kebijakan secara hati-hati agar tidak menimbulkan interpretasi negatif,” ujar Musthafa.

Ia juga mendorong adanya komunikasi lanjutan dari pihak pemerintah untuk menjelaskan konteks pernyataan Presiden. Hal ini dinilai penting guna menjaga iklim investasi tetap kondusif.

Pelaku pasar berharap agar pernyataan dari pejabat tinggi negara selalu disampaikan dengan pertimbangan terhadap dampaknya di sektor keuangan.

Penulis : kurniawan

Editor : peristiwaterkini

Berita Terkait

1.627 Rumah Prioritas Bantuan, Komisi D dan Kesra Matangkan Rencana
Merti Dusun Tamanan Pabrik 2025: Warga Tamanmartani “Manengku Puja Nggayuh Raharja”
Penambang Progo : “Kami Hanya Ingin Kembali Menambang untuk Hidupi Keluarga”
Jogja Targetkan 500 Ribu Wisatawan, Libur Sekolah Dipastikan Aman dan Nyaman
UGM Digugat Rp1.000 Triliun! Geger Ijazah Jokowi Bikin Bangsa Gaduh
Mubeng Beteng: Laku Spiritual Malam 1 Suro di Keraton Yogyakarta
Warga Ringkus Pencuri Sangkar di Sewon, Polisi: Tak Ada Laporan Masuk
Anak-anak Happy, Stasiun Yogya Disulap Jadi Tempat Main Seru!
Berita ini 105 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 25 Juni 2025 - 22:03 WIB

1.627 Rumah Prioritas Bantuan, Komisi D dan Kesra Matangkan Rencana

Rabu, 25 Juni 2025 - 20:31 WIB

Merti Dusun Tamanan Pabrik 2025: Warga Tamanmartani “Manengku Puja Nggayuh Raharja”

Rabu, 25 Juni 2025 - 18:47 WIB

Penambang Progo : “Kami Hanya Ingin Kembali Menambang untuk Hidupi Keluarga”

Rabu, 25 Juni 2025 - 18:04 WIB

Jogja Targetkan 500 Ribu Wisatawan, Libur Sekolah Dipastikan Aman dan Nyaman

Selasa, 24 Juni 2025 - 18:42 WIB

UGM Digugat Rp1.000 Triliun! Geger Ijazah Jokowi Bikin Bangsa Gaduh

Berita Terbaru