Kepala Seksi Bahasa dan Sastra Dinas Kebudayaan, Ismawati Retno, menyebutkan bahwa 57 ASN dari berbagai OPD berpartisipasi dalam simulasi UKBI.
“Hasil simulasi menunjukkan 30 persen peserta meraih predikat ‘sangat unggul’, sementara lainnya mendapat predikat ‘unggul’, ‘madya’, dan ‘semenjana’. Ini adalah langkah awal yang positif,” katanya.
Selain UKBI, Dinas Kebudayaan juga menginisiasi program Pawiyatan Jawi yang meliputi pelatihan unggah-ungguh, busana, dan penggunaan bahasa Jawa.
Program ini bertujuan menanamkan nilai budaya lokal dalam pelayanan publik.
“Integrasi nilai budaya dan profesionalisme ASN menjadi kunci utama membangun citra Yogyakarta sebagai daerah modern yang tetap menjaga tradisi,” tambah Ismawati.
Salah satu peserta, Ani Lisnawati dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, mengaku mendapatkan banyak manfaat dari kegiatan ini.
“Sebagai staf yang sering membuat dokumen resmi, kegiatan ini sangat membantu saya meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia,” ungkapnya.
Melalui berbagai program tersebut, Pemerintah Kota Yogyakarta berharap mampu menciptakan ASN yang tidak hanya profesional, tetapi juga menjadi teladan dalam menjaga nilai-nilai budaya lokal.
Hal ini sejalan dengan visi Yogyakarta sebagai kota istimewa yang modern dan berakar pada tradisi.
Dinas Kebudayaan pun berkomitmen untuk memperluas cakupan kegiatan serupa di masa mendatang, agar lebih banyak ASN terlibat dalam penguatan identitas nasional melalui bahasa.
Penulis : Kurniawan
Editor : Peristiwaterkini
Halaman : 1 2