BMKG mencatat sejumlah dinamika atmosfer yang turut memperkuat potensi terjadinya kemarau basah, di antaranya adalah sirkulasi siklonik, fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO), serta gelombang Kelvin dan Rossby Ekuator.
Kombinasi dari faktor-faktor tersebut menciptakan awan hujan meski Indonesia sedang berada dalam masa kemarau.
“MJO, misalnya, adalah gelombang atmosfer tropis yang membawa kelembapan tinggi dan menyebabkan hujan di musim kemarau,” tambah Guswanto.
Setelah Agustus 2025, Indonesia akan memasuki masa pancaroba sebelum musim hujan dimulai pada Desember 2025.
Penulis : kurniawan
Editor : peristiwaterkini
Halaman : 1 2

















