Hal ini mencerminkan pentingnya Kelenteng Fuk Ling Miau sebagai pusat spiritual yang memiliki daya tarik kuat bagi masyarakat.
Walikota Yogyakarta terpilih, Hasto Wardoyo, turut hadir dalam kegiatan bersih-bersih. Ia memberikan apresiasi terhadap tradisi ini dan menyarankan agar tradisi serupa diterapkan dalam perayaan agama lainnya.
“Tradisi ini sangat bermanfaat. Saya juga mengusulkan agar pengurus kelenteng membagikan sembako kepada warga sekitar, sehingga perayaan ini dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan,” katanya.
Hasto juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekitar kelenteng. “Saya minta radius 500 meter dari kelenteng ini bebas sampah,” tambahnya.
Tradisi bersih-bersih ini bukan hanya bagian dari persiapan menyambut Imlek, tetapi juga memiliki makna mendalam.
Kegiatan ini melambangkan penyucian diri sekaligus harapan akan keberuntungan dan harmoni di tahun baru.
Kelenteng Fuk Ling Miau menjadi simbol toleransi dan kebersamaan di tengah masyarakat Yogyakarta yang multikultural.
Dengan berbagai kegiatan yang digelar menjelang Imlek, kelenteng ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan sosial yang mempererat hubungan antar warga.
Dengan tradisi yang terus dijaga selama lebih dari satu abad, Kelenteng Fuk Ling Miau tetap menjadi saksi bisu perjalanan budaya dan spiritual masyarakat Tionghoa di Yogyakarta.
Perayaan Imlek tahun ini pun diharapkan dapat membawa keberkahan dan semangat baru bagi semua yang terlibat.
Penulis : Kurniawan
Editor : Peristiwaterkini
Halaman : 1 2