“Mbah Tarjo sosok luar biasa, sampai akhir hayatnya berjuang untuk rakyat kecil,” ujarnya.
Hasto menekankan, silaturahmi dan doa bersama menjadi cara terbaik untuk membalas kebaikan orang yang telah tiada.
“Kalau ingin memberi kepada yang masih hidup, kita bisa mengantar macam-macam. Tapi untuk beliau yang sudah meninggalkan kita, kita mendoakan dalam sholat dan berkumpul seperti ini,” tambahnya.
Ketua DPD Forader DIY, Bayu, bersama Yoyok Suryo yang memandu acara, menyebut Mbah Tarjo sebagai sosok legendaris di kalangan PDI dan PDI Perjuangan.

“Beliau guru bangsa, guru politik, dan panutan kami,” ujarnya.
Joglo Soerjoguritnan, tempat berlangsungnya haul, bukan hanya saksi sejarah perjalanan politik almarhum, tetapi juga pusat pembelajaran tokoh nasional, termasuk Megawati Soekarnoputri.
Acara yang dihadiri sekitar 200 undangan dari 15 formas, tokoh masyarakat, pondok pesantren, dan sahabat almarhum ini menjadi ajang memperkuat nilai kepemimpinan “nyawiji, ngayomi, migunani” yang telah diwariskan Mbah Tarjo, sekaligus mengobarkan kembali semangat persatuan bangsa.
Penulis : Wawan
Editor : Peristiwaterkini
Halaman : 1 2