Menurutnya, untuk menjadi bagian dari Jogja, tidak harus memiliki garis keturunan Jawa.
“Menjadi Jogja adalah menjadi Indonesia, karena keistimewaan Yogyakarta hadir untuk seluruh Nusantara,” tegasnya.
Pasca keberhasilan pesta demokrasi, Sri Sultan mengajak semua pihak untuk berfokus pada kerja nyata dan kolaborasi berbasis budaya.
Pengabdian kepada masyarakat, bangsa, dan negara harus diwujudkan melalui tata kelola pemerintahan yang efektif dan efisien, mulai dari tingkat kelurahan.
“Kelurahan bukan sekadar entitas administratif, tetapi ruang kehidupan yang memberdayakan dan mengayomi. Dari sinilah peradaban luhur dimulai,” jelas Sri Sultan.
Ia optimis bahwa cita-cita besar Jogja Pandu Peradaban Nusantara Menuju Hamemayu Hayuning Bawana dapat terwujud melalui kerja cerdas dan keadilan.
Kapolda DIY, Irjen Pol Suwondo Nainggolan, turut memberikan apresiasi kepada masyarakat DIY.
Ia menekankan bahwa keamanan di Yogyakarta bukan sekadar situasi, melainkan sebuah investasi yang mendukung aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat.
Acara ini menjadi momentum penting bagi DIY untuk terus menjaga harmoni, memperkuat kolaborasi, dan mengukuhkan perannya sebagai panutan peradaban nusantara.
Dengan semangat kebersamaan, DIY siap melangkah menuju masa depan yang lebih cerah, penuh keberagaman dan kebijaksanaan.
Penulis : Kurniawan
Editor : Peristiwaterkini
Halaman : 1 2

















