Ia menambahkan, kawasan strategis ini menyimpan atribut budaya penting seperti Kraton, Masjid Gedhe, hingga Tamansari.
Ketua Penyelenggara Jogja Field School 2025, Dr. Dwita Hadi Rahmi, menjelaskan bahwa kegiatan ini akan berlangsung selama lima hari, dari 14 hingga 18 Juli 2025, dengan peserta dari Indonesia, Jepang, Taiwan, dan Filipina.
“Program ini menjadi sarana mahasiswa untuk memperluas pengalaman internasional mereka melalui studi kasus langsung di lapangan,” kata Dwita.
Lokasi lapangan yang dikunjungi antara lain Kampung Njeron Beteng, Pecinan Ketandan, Ndalem Suratin, dan Jogja Nasional Museum.
“Peserta akan mendapat pembelajaran tentang pengelolaan zona penyangga situs warisan dunia Yogya dan penguatan organisasi lokal,” tambah Dwita.
Sementara itu, Wawan berharap dari program ini akan lahir pendekatan konservasi baru yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
“Kami harap akan muncul gagasan-gagasan segar, metode konservasi aplikatif, dan manajemen kawasan yang memperkuat pelestarian nilai budaya Yogya,” tegasnya.
Penulis : Wawan
Editor : Peristiwaterkini
Halaman : 1 2