Taman ini didesain tidak hanya sebagai fasilitas lalu lintas, tetapi juga sebagai ruang terbuka hijau.
Dengan pepohonan rindang dan penataan lanskap yang apik, taman ini berperan sebagai ruang istirahat dan bersantai bagi warga dan pengunjung.
Fasilitas pedestrian di jembatan pun dirancang dengan kenyamanan sebagai prioritas.
Jalur pejalan kaki lebar disertai anjungan panorama memungkinkan pengunjung menyaksikan keindahan alam sekitar—mulai dari hamparan sawah yang hijau, udara pedesaan yang segar, hingga pemandangan laut selatan di kejauhan.
Ini menjadikan jembatan sebagai ruang publik yang terbuka bagi semua kalangan, termasuk wisatawan.
Akses menuju lokasi juga tergolong mudah. Jembatan ini dapat dijangkau melalui Jalan Daendels, tepatnya dari CJLS di kawasan Karangsewu, Galur, Kulon Progo.
Lokasinya yang strategis diyakini akan menjadikan jembatan ini sebagai destinasi baru, baik untuk tujuan transportasi maupun pariwisata.
Menjelang peresmiannya, masyarakat setempat menunjukkan antusiasme tinggi.
Banyak warga yang datang sekadar untuk berjalan-jalan, berfoto, atau menikmati sore di sekitar jembatan.
Tak sedikit yang menganggap jembatan ini sebagai simbol baru kemajuan Yogyakarta—sebuah perpaduan harmonis antara pembangunan fisik dan pelestarian budaya.
Dengan berbagai keistimewaan yang ditawarkan, Jembatan Pandansimo tak hanya akan menjadi jalur penghubung
antar wilayah, tetapi juga menjadi titik temu antara masa lalu dan masa depan, antara nilai-nilai lokal dan kemajuan teknologi.
Penulis : Kurniawan
Editor : Peristiwaterkini
Halaman : 1 2