Empat Tahun Program PINTU: Menjembatani Kreativitas Perancis dan Indonesia

- Jurnalis

Sabtu, 26 Juli 2025 - 09:52 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PERISTIWATERKINI.NET – Program inkubasi PINTU yang diinisiasi oleh kerja sama antara berbagai mitra publik dan swasta dari Perancis dan Indonesia telah memasuki tahun keempat dilaksanakan di Institut français Indonesia (IFI) Yogyakarta, Jum’at (25/07/2025).

‎Program ini bertujuan mempertemukan para profesional dari kedua negara dalam bidang industri kreatif, terutama di sektor mode dan desain.

‎“PINTU adalah ruang pertemuan antara dua budaya, dua cara pandang, dan dua pasar yang berbeda,” ujar Atase Kebudayaan Perancis, Charlotte saat di wawancarai awak media.

‎Inisiatif ini berawal dari kebutuhan untuk membangun jembatan antara pelaku industri kreatif Indonesia dan Perancis agar dapat menciptakan proyek-proyek kolaboratif yang nyata.

‎“Kami ingin program ini bukan sekadar pertukaran budaya, tapi juga menjadi katalisator bisnis,” tambahnya.

Gedung IFI Yogyakarta (Wawan-Peristiwaterkini)

‎Selama empat tahun, program ini telah memfasilitasi mobilitas lebih dari 100 profesional.

‎“Setiap tahun, kami mengirimkan desainer Indonesia ke Paris untuk mengikuti Paris Fashion Week, dan sebaliknya mengundang profesional Perancis ke Indonesia,” jelasnya.

‎“Lebih dari 40 perempuan desainer Indonesia telah tampil di Salon Première Classe, menunjukkan potensi besar talenta lokal kita,” terangnya.

‎Sementara itu, profesional Perancis yang datang ke Indonesia melakukan mentoring, riset pasar, dan eksplorasi teknik tradisional.

‎“Kami datang untuk belajar dari warisan Indonesia, tapi juga ingin membantu desainer lokal memahami bagaimana menembus pasar Eropa,” imbuhnya.

‎Program residensi kreatif menjadi bagian yang sangat penting dalam program ini. Tahun ini, dua kreator Perancis tinggal selama tiga bulan di Indonesia untuk mengeksplorasi budaya lokal dan menciptakan koleksi kolaboratif.

‎“Saya tinggal di Yogyakarta dan Bali, dan belajar teknik tenun, batik, serta filosofi di baliknya,” bebernya.

Penulis : Wawan

Editor : Peristiwaterkini

Berita Terkait

Job Hugging: Antara Nyaman dan Terjebak
‎Warung Olahan Sunda Kang Wahyu Rayakan Milangkala dengan Syukuran Meriah
‎MES DIY Kawal Widosari Jadi Ikon Wisata Ramah Muslim
Ustadz Abdul Somad Resmikan Rumah Tahfidz, Jamaah Bersorak Takbir Meriah
‎UMKM dan Seni Lokal Bersatu Meriahkan Pasar Jokteng 2025
Jembatan Apung Kulonprogo – Bantul Swadaya Masyarakat, Pemerintah Kemana?
Hujan Deras Terjang Yogyakarta, Atap Roboh Pohon Tumbang Banjir Meluas
Kapolres Bantul Rotasi Besar Pejabat, Tegaskan Profesionalisme Polri

Berita Terkait

Rabu, 20 Agustus 2025 - 19:44 WIB

Job Hugging: Antara Nyaman dan Terjebak

Rabu, 20 Agustus 2025 - 12:54 WIB

‎Warung Olahan Sunda Kang Wahyu Rayakan Milangkala dengan Syukuran Meriah

Rabu, 20 Agustus 2025 - 12:07 WIB

‎MES DIY Kawal Widosari Jadi Ikon Wisata Ramah Muslim

Rabu, 20 Agustus 2025 - 08:09 WIB

Ustadz Abdul Somad Resmikan Rumah Tahfidz, Jamaah Bersorak Takbir Meriah

Rabu, 20 Agustus 2025 - 02:12 WIB

‎UMKM dan Seni Lokal Bersatu Meriahkan Pasar Jokteng 2025

Berita Terbaru

JOGJA

Job Hugging: Antara Nyaman dan Terjebak

Rabu, 20 Agu 2025 - 19:44 WIB