“Pak Menteri menutup-nutupi. Ini bentuk pengkhianatan terhadap rakyat Papua,” lanjutnya.
Sebelumnya, Bahlil mengklaim bahwa hanya PT Gag Nikel yang aktif, dan operasi perusahaan tersebut telah dihentikan sementara. Namun, warga menilai pernyataan itu tidak menjawab persoalan mendasar.

“Bagaimana dengan tiga perusahaan lainnya? PT Kawei Sejahtera Mining, PT Anugerah Surya Pratama, dan PT Mulya Raymon Perkasa juga punya izin. Itu fakta!” seru seorang aktivis lingkungan.
“Ini bukan hanya soal tambang, ini soal martabat dan hak hidup masyarakat adat.”
Rencana kunjungan Bahlil ke lokasi tambang batal dilakukan secara terbuka. Saat massa meminta dialog, ia dilaporkan keluar dari bandara melalui pintu belakang, menghindari konfrontasi.
“Kalau dia datang untuk rakyat, kenapa sembunyi? Kami hanya ingin bicara baik-baik,” ujar orator aksi dengan nada kecewa.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi resmi dari pihak Kementerian ESDM terkait insiden tersebut.
Penulis : Wawan
Editor : Peristiwaterkini
Halaman : 1 2

















