Para juri tergerak oleh ketulusan dan kejujuran dari potret penuh simpati dari masyarakat yang terpinggirkan di daerah pedesaan di Indonesia. Film ini merupakan salah satu film yang menonjol di antara judul-judul kompetisi lainnya.
*BEST DIRECTING
YOHANNA – director Razka Robby Ertanto*

Untuk sebuah cerita yang tak pernah mudah ditebak atau merendahkan karakternya.
*BEST STORYTELLING
RAZKA ROBBY ERTANTO – film YOHANNA*

Untuk sebuah cerita yang tak pernah mudah ditebak atau merendahkan karakternya,
*BEST PERFORMANCE
LAURA BASUKI, KIRANA PUTRI GRASELA, IQUA TAHLEQUA – film YOHANNA*

Juri terkesan dengan tidak hanya satu, tetapi tiga anggota rombongan yang menghidupkan cerita ini. Atas penampilan mereka yang alami dan memikat.
*BEST CINEMATOGRAPHY
ODYSSEY FLORES – film YOHANNA*

Untuk penggunaan kamera yang energik dan mendalam, sekaligus menangkap emosi yang peka dari
para tokohnya.
*BEST EDITING
AKHMAD FESDI ANGGORO – film QUEEN OF WITCHCRAFT*

AKHMAD FESDI ANGGORO – film QUEEN OF WITCHCRAFT
Untuk penyuntingan yang efektif membawa dampak maksimal pada genre ini.
*GEBER AWARD
JURY MEMBER: KUSEN DONY HERMANSYAH | RICAS CWU | YEDI LETEDARA*

JURY MEMBER: KUSEN DONY HERMANSYAH | RICAS CWU | YEDI LETEDARA
WINNER
MA – CRY OF SILENCE – director The Maw Naing

Secara naratif, ceritanya sangat sederhana, tetapi isu-isu yang diangkat adalah masalah besar.
Pengembangan karakternya sangat baik dan keputusan untuk tidak menampilkan penguasa dan tokoh
pria dalam film ini juga tidak kalah penting. Untuk penyuntingan, ritme tempo yang lambat digunakan,
tetapi sangat cocok dengan perasaan sunyi dan penderitaan panjang dari para tokohnya.
Penulis : Kurniawan
Editor : Peristiwaterkini
Halaman : 1 2