PERISTIWATERKINI.NET – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar rapat koordinasi daring pada Kamis (10/4/2025),
melibatkan BPBD, Basarnas, relawan kebencanaan, pengelola wisata, dan media.
Tujuannya untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi dalam beberapa hari ke depan.
Kepala Stasiun Geofisika Sleman, Ardhianto Septiadhi, menyampaikan bahwa potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang akan berlangsung pada 11–14 April 2025.
Ia mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan serta melakukan langkah mitigasi sejak dini.
Menurut Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Warjono, cuaca ekstrem ini dipicu oleh beberapa faktor,
termasuk tingginya penguapan di selatan Pulau Jawa, bibit siklon, dan penumpukan awan di wilayah DIY.
Ia menyebutkan bahwa daerah yang berpotensi mengalami hujan lebat meliputi Kulon Progo, Gunung Kidul, dan Sleman.
Sementara itu, Kepala Stasiun Klimatologi Yogyakarta, Reni Kraningtyas, memperkirakan hujan akan terus mengguyur hingga akhir April.
Sleman dan Kulon Progo diperkirakan menjadi wilayah paling terdampak, namun daerah hilir seperti Bantul juga perlu waspada terhadap banjir kiriman.
BMKG juga memperingatkan adanya potensi tanah longsor di wilayah perbukitan Gunung Kidul, seperti Semin, Paliyan, dan Playen.
Puncak intensitas hujan diprediksi terjadi pada Minggu (13/4), yang juga berisiko menimbulkan lahar dingin dari Gunung Merapi serta banjir di dataran rendah.
BPBD Sleman melaporkan sejumlah dampak cuaca ekstrem, seperti pohon tumbang dan kerusakan rumah.
Pemerintah Provinsi DIY memperpanjang status siaga bencana hingga 18 Mei, seraya mendorong masyarakat untuk terus memantau informasi resmi.
Penulis : kurniawan
Editor : peristiwaterkini