Lampung Timur, Peristiwaterkini – Mengawali kegiatan tahun 2025, sejumlah komunitas pegiat sejarah mengadakan bakti sosial di makam pahlawan R. Soekarso, Sekampung Lampung Timur pada Minggu (5/1/2025).
Kegiatan tersebut diinisiasi oleh Adi Setiawan, pegiat sejarah asal Sekampung Lampung Timur, bersama dengan MGMP Sejarah Kabupaten Lampung Timur, Mahasiswa Pendidikan Sejarah UM Metro, Komunitas Trimurjo Heritage, dan Metro Heritage.
Bakti sosial dilaksanakan dengan pemasangan papan informasi sejarah (historical information board) yang memuat sejumlah informasi dari tokoh Raden Soekarso, pahlawan pejuang kemerdekaan masa Agresi Militer Belanda II.
Turut hadir dalam kegiatan bakti sosial tersebut pegiat sejarah dari berbagai komunitas, mahasiswa Sejarah UM Metro, mahasiswa KKN ITERA, masyarakat Desa Trimulyo, Kepala Desa serta Sekretaris Desa Trimulyo, Sekampung, Lampung Timur.
Berdasarkan catatan sejarah, R. Soekarso mulanya merupakan salah satu pegawai pemerintah kolonial yang bertugas di Dinas Pekerjaan Umum (Verkeer en Waterstaatsdienst) di wilayah Kolonisasi Sukadana.
Setelah proklamasi kemerdekaan R. Soekarso menjadi Kepala Djawatan PU di Kawedanaan Metro, Kabupaten Lampung Tengah. Saat Belanda tengah berupaya kembali menjajah melalui aksi agresi militernya, R. Soekarso banyak mengambil peran penting perjuangan melawan Belanda, diantaranya turut menginisiasi Rapat Kilat 1 Januari 1949 di Gedung PU Metro untuk menyusun strategi menghadapi Belanda, menjadi Koordinator Penerangan, Agitasi, dan Propaganda Pemerintahan Darurat Kawedanaan Metro di bedeng 49 Batanghari, hingga turut bergerilya bersama TNI serta Laskar Rakyat.
Saat pemerintahan darurat tak berhasil dipertahankan, perang gerilya terus dilangsungkan hingga kondisi terdesak, R. Soekarso tertangkap dan ditembak Belanda.
R. Soekarso gugur pada 19 April 1949 dan dimakamkan tak jauh dari lokasi ia dieksekusi di bedeng 63 atau kini Desa Trimulyo, Kecamatan Sekampung, Lampung Timur.
Di Kota Metro, bekas ibukota Kabupaten Lampung Tengah, nama R. Soekarso kemudian diabadikan menjadi salah satu nama jalan di pusat kota dan masih dipertahankan hingga saat ini.
Adi Setiawan mengungkapkan, makam pahlawan R. Soekarso selama ini dirawat dengan baik oleh warga sekitar juga oleh pemerintah Desa Trimulyo.
Bahkan setiap tahun selalu dijadikan lokasi tabur bunga pada saat upacara peringatan hari besar tertentu seperti peringatan Proklamasi 17 Agustus dan Hari Pahlawan 10 November di Kecamatan Sekampung.
Namun yang menjadi fakta mengejutkan, bahwa tak banyak yang tahu sosok yang dimakamkan di lokasi tersebut. Warga masyarakat pada umumnya hanya sebatas mengetahui bahwa R. Soekarso adalah pejuang yang gugur ditembak Belanda saat berjuang. Masih minimnya literasi sejarah tokoh R. Soekarso melatarbelakangi munculnya inisiasi bakti sosial ini.
Penulis : Wahyu S
Editor : Peristiwaterkini
Halaman : 1 2 Selanjutnya