“Muhammadiyah memiliki aset nomor empat terbesar di dunia. Ini bukan karena mencari hidup, tapi karena menghidupkan semangat perjuangan,” ucapnya, mengutip pesan Kiai Haji Ahmad Dahlan.
Tak lupa, Anies mengungkapkan rasa harunya bertemu kembali dengan para guru lamanya.
Ia mengenang sosok Pak Daroji, guru agama semasa SD-SMP, dan kini putranya meneruskan profesi tersebut.
“Inilah estafet kebaikan dalam dunia pendidikan yang tidak putus,” katanya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Lebaran merupakan laboratorium sosial, di mana nilai-nilai karakter ditanamkan bukan melalui teori, tapi praktik nyata.
Anak-anak melihat bagaimana orang saling memaafkan, bersalaman tanpa sekat, dan membangun rasa kebersamaan tanpa batas status sosial.
Anies menutup dengan pesan bahwa selama sebulan Ramadan, hati masyarakat disentuh dan hasilnya terlihat di hari Lebaran: keadilan, kepedulian, dan kesetaraan hidup.
“Inilah revolusi sunyi sesungguhnya bukan dengan pidato, tapi dengan tindakan nyata. Dan guru-guru kita adalah para revolusioner sejati,” pungkasnya.
Penulis : Kurniawan
Editor : Peristiwaterkini
Halaman : 1 2

















