Sinergi antara guru dan orang tua menjadi benteng utama perlindungan digital bagi anak-anak. Isa menyatakan, “Kunci utama keberhasilan program AI di sekolah bukan hanya teknologinya, tetapi pada pendampingannya.”
Orang tua dan guru harus aktif dalam diskusi terbuka mengenai manfaat dan risiko AI, serta memastikan anak tidak terjebak hanya dalam sisi teknis, namun juga aspek moral.
“AI bukan pengganti akal sehat. Jika tidak dibarengi pendidikan karakter, maka bisa mempercepat kehancuran nilai,” ujarnya.
Teknologi tidak boleh membuat manusia berhenti berpikir. “Kritis atas teknologi itu sehat, bukan sekadar kagum lalu mengabaikan dampak negatifnya,” tutur Isa.
Ia mengajak semua pihak untuk melihat perkembangan AI sebagai peluang sekaligus tantangan pendidikan.
“Yang berbahaya bukan sekadar AI-nya, tapi manusia yang malas belajar,” pungkasnya.
Penulis : Wawan
Editor : Peristiwaterkini
Halaman : 1 2