Syauqi juga mengkritisi kurangnya alokasi anggaran khusus untuk program kelanjutusiaan di daerah. Ia menilai pemerintah daerah kerap memprioritaskan sektor lain dan belum menganggap isu lansia sebagai kebutuhan mendesak.
“Perlu ada keberpihakan politik anggaran. Jika tidak dimulai sekarang, kita akan terlambat menghadapi ledakan populasi lansia dalam beberapa dekade ke depan,” tegasnya.
Ia pun mendorong agar kementerian terkait dan pemerintah daerah bersinergi dalam menyusun peta jalan kebijakan kelanjutusiaan.
Menurutnya, tanggung jawab terhadap lansia tidak bisa hanya dibebankan pada Kementerian Sosial, tetapi harus melibatkan sektor pendidikan, kesehatan, infrastruktur, hingga kebudayaan.
“Menjaga dan memberdayakan lansia adalah tanggung jawab kolektif bangsa,” ujarnya.
Menutup pernyataannya, Ahmad Syauqi mengajak masyarakat untuk mengubah cara pandang terhadap lansia.
“Lansia bukan beban. Mereka adalah sumber hikmah dan pengalaman yang harus kita rawat. Jika kita ingin menjadi bangsa yang beradab, maka cara kita memperlakukan lansia adalah salah satu ukuran utamanya,” pungkasnya.
Penulis : Wawan
Editor : Peristiwaterkini
Halaman : 1 2


















