PERISTIWATERKINI – Di tengah amanat konstitusi yang mewajibkan alokasi anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBN dan APBD, realitas di lapangan justru sangat memprihatinkan.
Salah satu contohnya terlihat jelas di SMPN 49 SATAP Desa Tualang, Kecamatan Lengkiti, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU).
Dalam kunjungan kerja yang dilakukan Komisi I DPRD OKU, kondisi ruang belajar di sekolah tersebut ditemukan rusak parah. Atap dan plafon ruang kelas bocor dan nyaris runtuh, mengganggu proses belajar-mengajar setiap kali hujan turun.
Ketua Komisi I DPRD OKU, Naproni, ST, M.Kom, mengungkapkan rasa keprihatinannya usai meninjau langsung kondisi sekolah bersama dua anggota dewan lainnya, Awal Fajri dan Suherman.
“Kalau hujan, proses belajar terpaksa dihentikan karena air masuk dari atap yang bocor. Sungguh tidak layak untuk aktivitas pendidikan,” tegas Naproni.
Ia menambahkan bahwa pihaknya telah meminta Dinas Pendidikan OKU segera menurunkan tim teknis untuk mengkaji kebutuhan anggaran guna merehabilitasi ruang belajar, ruang guru, serta WC sekolah.
“Rehab ini sangat mendesak. Harus dianggarkan baik di tahun ini maupun tahun depan agar anak-anak bisa belajar dengan aman dan nyaman,” jelasnya.
DPRD OKU, kata Naproni, berkomitmen mengawal penuh proses perbaikan hingga tuntas. Ia berharap tidak ada hambatan lagi ke depannya.
Sementara itu, kritik tajam datang dari Ali Zebet, Ketua Bidang Investigasi Gerakan Masyarakat Peduli Demokrasi (GMPD). Ia menilai rusaknya bangunan SMPN 49 SATAP mencerminkan lemahnya perhatian Pemkab OKU terhadap pendidikan.
“Musrenbang dari desa sampai kabupaten seolah hanya formalitas dan buang-buang anggaran. Faktanya, pembangunan sektor penting seperti pendidikan malah terabaikan,” ujarnya geram.
Ali juga menyinggung persoalan integritas para pejabat OKU. Ia menyebut kasus-kasus operasi tangkap tangan (OTT) yang menyeret anggota DPRD dan pejabat eksekutif membuat sektor prioritas seperti pendidikan jadi terbengkalai.
“Seluruh Indonesia tahu soal kasus fee Pokir yang menjerat oknum DPRD dan pejabat OKU. Wajar jika pembangunan penting seperti SMPN 49 SATAP ini tidak segera ditangani. Negeri ini dikuasai bajingan korupsi,” tegasnya.
Penulis : Gunawan
Editor : Peristiwaterkini