PERISTIWATERINI.NET – Ratusan warga dari kawasan transmigrasi SP 1, SP 2, dan SP 3 Kampung Mataram Udik, Kecamatan Bandar Mataram, bersama mahasiswa, menggelar unjuk rasa damai di Kantor Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah, Kamis (17/7/2025).
Aksi yang diikuti sekitar 700 peserta itu berjalan tertib, aman, dan lancar.
Aksi yang bertajuk “Aliansi Rakyat Peduli Masyarakat Transmigrasi” tersebut merupakan bentuk keresahan masyarakat atas ketidakpastian status kampung dan konflik terkait tanah plasma yang melibatkan perusahaan perkebunan PT Sugar Group Companies (SGC).
Massa memulai aksinya dengan berkumpul di Tugu Pepadun Gunung Sugih, lalu melakukan longmarch menuju kantor bupati.
Dalam perjalanan, para peserta membawa spanduk dan menyuarakan aspirasi secara tertib, tanpa insiden yang mencolok.
Pengamanan aksi dilakukan secara humanis dan profesional oleh aparat gabungan dari TNI, Polri, dan unsur pemerintah daerah.
Kabag Ops Polres Lampung Tengah, AKP Dedi Kurniawan, yang mewakili Kapolres AKBP Alsyahendra, S.I.K., M.H., menyampaikan apresiasi atas kerja sama semua pihak dalam menjaga suasana kondusif.
“Kami menerapkan pendekatan persuasif dan preventif. Terima kasih kepada masyarakat dan peserta aksi yang telah menjaga ketertiban,” ujarnya di sela-sela pengamanan.
Dalam orasinya, massa menyuarakan tiga tuntutan utama. Pertama, agar pemerintah segera mendefinitifkan SP 1, SP 2, dan SP 3 sebagai kampung resmi sesuai dengan sertifikat hak milik yang telah dimiliki warga.
Kedua, meminta pengembalian lahan plasma dari PT SGC karena dinilai tidak memberi manfaat nyata bagi warga. Ketiga, mendesak pengukuran ulang lahan transmigrasi guna mencegah konflik agraria di kemudian hari.
Sebagai respons, perwakilan Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Welly Adiwantara menggelar audiensi dengan perwakilan massa.
Dalam pertemuan tersebut, Pemkab menyatakan kesediaannya memfasilitasi seluruh tuntutan.
Komitmen ini dituangkan dalam pernyataan tertulis, termasuk mendorong revisi pasal dalam perjanjian kemitraan dengan PT SGC dan mendukung pengembalian lahan plasma bila perusahaan tak kunjung memenuhi kesepakatan.
Aksi berakhir damai dengan massa membubarkan diri secara tertib. Harapan baru pun muncul bagi masyarakat transmigrasi, bahwa suara mereka kini mulai didengar.
Penulis : sahrul
Editor : Peristiwaterkini