PERISTIWATERKINI.NET – Pedukuhan Tamanan Pabrik, Kalurahan Tamanmartani, Kalasan, Sleman, kembali meneguhkan diri sebagai desa pemajuan kebudayaan lewat rangkaian Merti Dusun yang digelar 26–29 Juni 2025.
“Dusun ini bukan hanya kaya artefak, tapi juga kaya narasi sejarah,” tutur Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid saat meresmikan desa pemajuan kebudayaan pada 2020.
Ia menegaskan, “Kohesi sosial di tengah pandemi waktu itu lahir dari swadaya budaya warga.”
Ritual dibuka Kamis (26/6) malam dengan doa lintas iman dan tirakat di Sendang Bandung.
“Kami memulai dengan memohon keselamatan bagi semua, apa pun keyakinannya,” jelas ketua panitia Wuri Hantoro Art.
Esoknya, Jumat (27/6), 700 warga mengikuti Kirab Budaya bertajuk “Tamanan Pabrik Manengku Puja Nggayuh Raharja” yang dipimpin R. Bambang Nursinggih.
“Kirab ini simbol tekad kami menjemput rahmat,” ujar Bambang, sementara Dukuh Sugiyono menambahkan, “Kembul bujana di antara Tamanan Pabrik dan Candi Sewu menyatukan kami dalam satu meja panjang sejarah.”
Pada Minggu (29/6) Sarasehan Sejarah di rumah kolonial milik Mas Didik menggali masa lalu pabrik gula Randugunting.
“Potensi historis ini adalah modal sosial,” kata Kepala Disbud Sleman Drs Edy Winarya MSi. Sejarawan Dr Maria Tri Widayati menimpali, “Jejak industri gula menjelaskan mengapa warga di sini terlatih bergotong-royong sejak zaman kolonial.”
Wuri Hantoro Art menegaskan acara ini akan digelar rutin setiap tahun. “Langkah awal ini membuka peluang pembangunan desa berbasis kebudayaan,” ujarnya optimistis.
Sugiyono menambahkan, “Tak mudah, tetapi kami tidak akan menyerah—tujuan akhirnya kesejahteraan warga.” Fasilitator Wahjudi Djaja menutup, “Semoga berkah, rahayu bagi Tamanan Pabrik.”
Penulis : Wawan
Editor : Peristiwaterkini